BOKEPQ - Papaku Yang Pandai Goyang

Papaku Yang Piawai Goyang - Perkenalkan namaku Novi Kumala Sari. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Telah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat berbahagia. Memang kami berdua kawin dalam usia agak terlambat telah diatas 30 tahun. Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada dikala melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan memandu aku waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Kau kecil kerap bangun malam-malam, nangis dan aku wajib menyusuinya sampai dia tidur kembali.

Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia berprofesi di sebuah kantor Bank Pemerintah di komponen Teknologi, jadi pulangnya kerap terlambat. Kondisi ini berlangsung dari hari ke hari, sampai suatu dikala terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, terlebih kehidupan pribadiku sendiri.

Dikala itu kami mendapatkan kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami. Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Ia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menuntaskan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak dapat ikut serta karena katanya kakinya sakit.

Dikala sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku segera mencari-cari ayahnya. Suamiku seketika berteriak bergembira saat menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu lantas berdiri dan menghampiri kami. Dia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memandang mereka.

Ayah mertuaku masih kelihatan muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meskipun kulihat ada sebagian helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya dia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dahulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua merupakan seorang perwira angkatan darat.
“Hei nak Novi. Demikian khabar…!”, sapa ayah mertua padaku dikala selesai berpelukan dengan suamiku.
“Ayah, apa berita? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana kondisi Ibu di Amerika..?” balasku.
“Oh…Ibu bagus-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”
“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Kini suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang mahir membawa diri, trampil mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

Akan tetapi pada hari-hari tertentu, konsisten saja pekerjaan kantornya menyita waktunya hingga malam, sehingga ia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin tiap pekan. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga semenjak kedatangan ayah mertua dari Amerika.
Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, saya mulai termotivasi lagi bersenam kembali, sebab memang sebelum hamil saya termasuk salah seorang yang betul-betul bersemangat melakukan senam dan itu lazimnya kulakukan pada petang hari. Sesudah merasa cukup kuat lagi, kini saya mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku dapat cepat kembali ke format semula yang langsing, sebab memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tapi padat.

Sesudah mandi aku seketika makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin sebab badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil begah dan tidur, saya menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian saya terbaring di daerah tidur. Saking telah betul-betul mengantuk, tanpa terasa aku segera tertidur. Pun saya malah lupa mengunci pintu kamar.

Setengah bercita-cita, saya merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Malahan saya merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Saya seperti dibuai oleh tiupan angin semilir yang menerpa komponen-bagian sensitif di tubuhku.

Tanpa sadar saya menggeliat menikmati semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, saya berfantasi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tak berkaitan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sungguh-sungguh agresif menjelajahi komponen-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Bahkan belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa kongkret. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika saya membuka mataku, tampak cahaya jelas masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, patut dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…

Aku seketika terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat kekuatan demikian itu memperhatikan orang yang sedang menggeluti tubuhku. Terbukti… dia merupakan mertuaku sendiri. Mengamati aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku telah terangkat tinggi-tinggi sampai memperlihatkan segala pahaku yang putih mulus.
“Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan bunyi tertahan sebab takut terdengar oleh Kamu Inah pembantuku.
“Nov, maafkan Bapak…. Dia jangan naik darah seperti itu dong, sayang….!!” Dia pun berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah nggak boleh demikian itu, pesat keluar, aku mohon….!!”, pintaku menghiba, sebab kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak stop menggerayang ke sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Saya kian ketakutan.

“Nov… Ia nggak kasihan memandang Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan telah lama merindukan untuk dapat menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.
“Jangan berbicara semacam itu. Ingat Yah… saya kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.

“Jangan menyebut-nyebut si Toni ketika ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, semenjak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu si kecil….!!, lanjutnya.
Aku entah dengan cara bagaimana dia dapat memancing relasi kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya.

Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah berhubungan dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan ia tak pernah menerima wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku separo tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap saya akan merasa tersanjung.

NONTON VIDEO : BOKEP TERBARU

Saya mencoba menghindar… namun telah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, saya melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Saya mulai berdaya upaya bagaimana caranya untuk menurunkan impian libido mertuaku yang tampak sudah menggebu-gebu. Mengamati caranya, saya sadar mertuaku akan bertindak apa bahkan supaya maksudnya kesampaian.
Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok alat vitalnya saja, sehingga nafsunya dapat tersalurkan tanpa mesti memperkosa saya. Aku dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.
“Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… sebab Novi nggak berkeinginan ayah menyetubuhi Novi… Gimana…?”
Mertuaku diam dan nampak berdaya upaya sejenak. Raut mukanya menonjol sedikit kecewa melainkan bercampur sedikit lega karena saya masih mau bernegosiasi.

“Baiklah..”, kata mertuaku seakan tak punya alternatif lain karena aku ngotot tidak akan memberikan apa yang dimintanya.
Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Saya umumnya lelaki apabila sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.
Ugh! Sialan, rupanya ia sudah tidak mengaplikasikan celana dalam lagi. Saya celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Saya sungguh-sungguh terkejut dan terkesima mengamati batang alat kelamin mertuaku itu….
Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar amat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya telah tak muda lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku mengontrol kontol orang kecuali milik suamiku, mana benar-benar besar lagi sehingga hampir tak dapat muat dalam tanganku. Aku-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan enak keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.
“Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeena aak. .. betulll..!!!” Saya mendongak melirik kepadanya. Aku wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

Saya mulai bergerak turun naik menelusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang telah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu dampak usapanku. Saya tahu ia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam sebagian kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Saya lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai hening.

Dua menit, tiga… sampai lima menit selanjutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin pesat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Saya kembali mengingatkan supaya jangan bertindak macam-macam.
“Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.

NONTON VIDEO : BOKEP VIRAL

Aku tak mengiyakan dan juga tidak menepisnya sebab kurasa ada benarnya juga. Biar pesat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua seketika terasa karena kain daster itu benar-benar tipis.
Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini. Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai tergoda oleh situasi ini. Sebab dalam hati saya telah berambisi untuk menahan diri dan mengerjakan seluruh ini demi kebaikan diriku juga. Aku tentunya sesudah ini selesai ia tak akan berperilaku lebih jauh lagi padaku.
“Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.
“Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan jenis-tipe..”, ujarku mengingatkan.
“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Saya mertuaku semakin memburu cepat melihatku setengah telanjang.

“Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai berair dengan air susu. Aku terperangah. Aku telah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.

Saya wajib berperilaku pesat. Tanpa pikir panjang, segera kumasukkan batang alat kelamin mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar dia kencang-kencang selesai dan tak berlanjut lebih jauh lagi. Saya sudah tidak mempedulikan tindakan mertuaku pada tubuhku. Saya biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, pun dikala kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku bahkan aku tak berupaya mencegahnya. Saya lebih berpusat untuk segera mengatasi segala ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas hingga-hingga mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.
Saya tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini rupanya berimbas fatal bagiku. Telah hampir setengah jam, aku belum memandang pedoman-pertanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekalian merasa tertantang. Suamiku malah yang sudah terbiasa denganku, seandainya telah kukeluarkan kecakapan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Aku kenapa dengan mertuaku ini? Seperti dia mengaplikasikan obat kuat?

Saking penasarannya, aku jadi kurang memandang perbuatan mertuaku padaku. Entah semenjak kapan daster tidurku telah terlepas dari tubuhku. Saya baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu malahan telat!

Saya menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku telah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan segala ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Terbukti kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu arogan dengan keyakinanku. Situasi semuanya sudah telat. Tak semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Aku kian tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari telah membalikkan tubuhku sampai berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami telah berada dalam posisi enam sembilan! Aku lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di perihal selangkanganku. Tubuhku lantas bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

NONTON VIDEO : BOKEP

Saya tak menyukai, ingin tak berkeinginan, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar lazim! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Saya berang pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tak berkeinginan mengikuti perintah pikiran sehatku.

Tubuhku meliuk-liuk mencontoh ritme permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah berkeinginan membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang jago membikin birahiku memuncak. Situasi aku sudah lupa dengan siasat semula. Saya telah terbawa arus. Aku malah mau mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui.

Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tidak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku kian yakin jikalau mertuaku menerapkan obat kuat. Ia sama sekali belum menunjukkan pertanda-pedoman akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak kencang ke arah sentra kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tidak berdaya.

Aku kian tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, segala aliran darah serasa terhenti dan saya tidak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir demikian itu kencang.
“Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhh hhhh hh..!!!!!” saya menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Saya terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

Aku mengeluh karena tidak punya pilihan lain. Telah kepalang berair. Saya telah tidak memiliki cukup kekuatan lagi untuk mempertahankan kehormatanku, saya hanya terkapar lemah tak berdaya ketika mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata alangkah menawannya saya kini ini.
“Noviii…..kamu sungguh menawan. Tubuhmu indah dan langsing melainkan padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

Saya seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya demikian itu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang gampang pecah. Saya lembut dan hati-hati. Hatiku entah kenapa kian menjulang tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

Wajahku yang menawan, tubuhku yang menawan dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung menawan di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’. Diwajah mertuaku kulihat menampilkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga dikala matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha komponen dalam. Saya mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

NONTON VIDEO : BOKEP INDO

Cerita Sex, Cerita Sex Dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Dewasa Sex, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Bersambung, Cerita Sex Hijab, Cerita Sex Bergambar, Cerita Sex Selingkuh, Cerita Sex Si Kecil, Kumpulan Cerita Sex, Cerita Sex Istriku, Cerita Sex Hot, Cerita Sex Ngentot, Cerita Tante Haus Sex, Cerita Sex Ngentot Sekeluarga, Cerita Sex Sama Bule, Cerita Sex Ngentot Sama Janda, Cerita Sex Abg, Cerita Sex Mahasiswi, Cerita Sex Spg, Cerita Sex Mama Muda, Cerita Sex Seni Smp, Cerita Sex Artis Sma, Cerita Sex Tante Girang, Cerita Sex Aku, Cerita Sex Perawan, Cerita Sex Indonesia, Cerita Sex Mama, Cerita Sex Janda.

Film Seks, Film seks dewasa, Film dewasa seks, Film seks sedarah, Film seks 17+, Film seks terupdate, Film seks hijab, Film seks ibu muda, Film seks bule, Film seks indonesia, kumpulan Film seks sedarah, kumpulan Film seks, Film seks dengan bule, Film seks kampus, Film seks 18+, Film seks selingkuh, Film seks figur, Film seks aura beri, Film seks dengan si kecil smp, Film seks asisten, Film seks janda, Film seks mama muda, Film seks penggiat seni indonesia, Film seks si kecil sma, Film seks mahasiswi, Film seks perawan, Film seks janda muda, Film seks contoh indonesia, Film seks paling baru.

Film Dewasa Wattpad, Film dewasa 18+, Film dewasa hot, Film seks dewasa, Film dewasa forum semprot, podcast Film dewasa spotify, kumpulan Film dewasa, Film dewasa sex, Film dewasa Film cinta romantis 21+, Film dewasa panas, Film hot dewasa, Film dewasa wattpad saran, Film dewasa sedarah, Film dewasa selingkuh, Film dewasa terbaru, Film dewasa bergambar, Film dewasa 17+, Film dewasa pembantu, Film dewasa tanpa gambar, Film dewasa bersambung, Film dewasa tante, Film dewasa seks, Film dewasa 21+, Film dewasa 17 terbaru, Film dewasa hijab, Film lucu dewasa, Film sek dewasa, Film dewasa istriku selingkuh, Film dewasa sexs, Film dewasa kerajaan gaib laut selatan, Film panas dewasa, laman Film dewasa, Film dewasa xxx, Film dewasa terpaksa menikah, Film dewasa +18, Film dewasa ngentot, Film dewasa 18++, Film dewasa mama, Film dewasa payudara, Film sex dewasa terbaru, Film dewasa istri.

Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Saya turun. Saya merasa ngilu bercampur geli dan sedap. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membikin friksinya semakin lancar karena licin.

Saya terengah-engah merasakannya. Kelihatannya dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam memandang reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera menjelang diriku secepatnya.

Dia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Kamu kelihatannya ia mau melihatku menderita oleh siksa nafsuku sendiri. Kuakui memang saya sudah tak tahan untuk lantas menikmati batang kontolnya dalam memekku. Saya berharap langsung membuatnya `KO’. Terus terang saya benar-benar penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa saya dapat membuatnya cepat-kencang menempuh puncak kenikmatan.
“Yah..?” panggilku menghiba.
“Begitu sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
“Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”
“Ia sayang. Dia ingin Bapak bertindak apa…….?” tanyanya pura-pura tidak paham.

Saya tak menjawab. Tentu saja saya malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku dikala itu. Kau mertuaku sepertinya ingin mendengarnya lantas dari bibirku. Dia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar telah tak bendung lagi mengekang birahiku.
“Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.
Saya sesungguhnya sangat malu mengatakan ini. Saya yang tadi begitu ngotot tak akan memberikan tubuhku padanya, kini bahkan minta-meminta. Perempuan ragam apa saya ini!?
“Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.
“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan azab Noviiii..!!!”
“Bapak tak bermaksud menyiksa kau sayang……!!”
“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii berharap dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”
Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tidak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Saya hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Saya apa mau dikata, memang saya amat menginginkannya langsung.
“Baiklah sayang. Saya perlahan-perlahan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan sudah sukses menaklukan diriku.
“Uugghh..”, saya melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Saya menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tidak hingga-sampai. Aku besar, kontol mertuaku benar-benar panjang juga. Aku hingga membendung nafas dikala batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Saya baru bernapas lega ketika semua batangnya amblas di dalam.
Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Aku membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Saya turun meniru ritme tikamannya.

NONTON VIDEO : BOKEP BARAT

Gerakan kami kian lama semakin meningkat kencang dan bertambah liar. Gerakanku telah tidak beraturan sebab yang penting bagiku tusukan itu menempuh bagian-komponen peka di dalam relung kewanitaanku. Ia tahu persis apa yang kuinginkan.

Dia dapat memberi bimbingan batangnya dengan ideal ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang menikmati kenikmatan yang luar umum ini. Batang mertuaku menjejal penuh segala isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu benar-benar terasa di segala dinding vaginaku.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan seluruh kenikmatan ini.
Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Dia seperti itu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang layak kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingi ayahnya yang bejat ini. Yang pasti saya merasakan kepuasan tidak terhingga bercumbu dengannya padahal kusadari perbuatan ini sungguh-sungguh terlarang dan akan mengakibatkan masalah besar nantinya. Saya dikala itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.

Mertuaku bergerak kian kencang. Kontolnya bertubi-tubi menusuk tempat-tempat sensitive. Saya meregang tak kuasa membendung desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku kian keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang kian mendekati puncaknya.
Memperhatikan reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akhirnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah berair bermandikan peluh. Aku malahan demikian. Tubuhku yang berkeringat tampak mengkilat terkena cahaya lampu kamar.

Saya mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-ketika kritis, aku sukses memeluknya dengan erat. Kurengkuh semua tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.
Kurasakan semburan demi semburan memancar pesat dari dalam diriku. Saya meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya dikala itu.

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”
Aku itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
“Sayang nikmatilah seluruh ini. Bapak berharap kau bisa merasakan kepuasan yang sebenarnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.

NONTON VIDEO : BOKEP ASIA

“Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak mau melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata cantik yang terdengar semacam itu romantis.
Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Aku ini datangnya dari lelaki yang bukan seharusnya kusayangi. Saya kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari buah hatinya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut memandang ini. Dia tampak demikian itu kuatir melihatku menangis.

“Novi sayang, mengapa menangis?” bisiknya buru-buru.
“Maafkan Bapak bila telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku kian sedih menikmati ini. Saya ini bukan hanya salahnya. Saya bahkan berandil besar dalam kekeliruan ini. Aku tidak dapat menyalahkannya saja. Saya semestinya jujur dan adil menyikapinya.
“Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.
“Ia sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.
“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekalian memintanya untuk tak memperdebatkan problem ini lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.
Kurasakan kecupannya di bibirku sukses membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai ketika ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Aku ini aku berhasrat keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

Saya tidak sadar kenapa diriku jadi semacam itu antusias untuk mengerjakannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tak akan selamanya berada di sini. Dia harus pulang ke Amerika. Aku bersepakat pada diriku sendiri, ini yakni yang terakhir kalinya.

Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang. Aku segera menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyenangi perubahanku ini. Belum sempat ia akan menyuarakan sesuatu, saya langsung berjongkok dengan kedua kaki bergantung pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

NONTON VIDEO : BOKEP JEPANG

“Akh sayang!” pekik mertuaku terbendung ketika batangnya kubimbing menjelang liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis segala batangnya. Jago saya bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi.

Aku tidak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Saya saya tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu saya mengeluarkan seluruh jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!
“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar lazim…..!!!” jerit mertuaku menikmati hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya.
Ia lalu bangkit separuh duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat semua permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan kesudahannya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya.

Kami berdua saling bertanding memberi kepuasan. Kami tak lagi menikmati dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah keringat, membikin tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Saya berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tikaman kontolnya kian kencang seiring dengan liukan pinggulku yang tidak keok cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat. Cerita Dewasa Papaku Yang Pandai Goyang

Sprei ranjangku telah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terterjang berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tidak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai menunjukkan pertanda-petunjuk.

Aku semakin termotivasi memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat dengki para penyanyi dangdut dikala ini. Aku selang sebagian detik kemudian, aku bahkan merasakan desakan yang sama. Aku tak berharap terkalahkan kali ini. Kuingin ia malahan merasakannya. Tekadku kian kuat. Aku terus mengasah sambil menjerit-jerit histeris. Aku telah tidak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Aku ini saya mesti menang! Upayaku rupanya tak percuma.

NONTON VIDEO : BOKEP KOREA

Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Saya pun merintih persis kuda betina binal yang sedang daya seksualitas.
“Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.

Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Saya memeluknya erat-erat agar jangan hingga terpental oleh goncangannya. Mendadak saya merasakan semburan dahsyat menyirami semua relung vaginaku. Semprotannya seperti itu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tak kuat lagi membendung desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, saya berteriak panjang ketika menempuh puncak kenikmatan bersamaan dengan ayah mertuaku.

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak hingga terkilir atau terluka.
“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang rupanya memakan waktu lebih dari 2 jam!
! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercumbu sampai sedemikian lamanya. Saya cuma bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.

Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Aku mendengar suara ribut-ribut dari kamar, terbukti ia datang untuk mengintip…. namun saya sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan alhasil tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan segala konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari…..

KATEGORI : VIDEO BOKEP, BOKEP INDO, BOKEP BARAT, BOKEP ASIA, BOKEP JEPANG, BOKEP KOREA.

BOKEPQ - Papaku Yang Pandai Goyang

BOKEPQ - Papaku Yang Pandai Goyang

NONTON VIDEO : BOKEP TERBARU

NONTON VIDEO : BOKEP VIRAL

NONTON VIDEO : BOKEP

NONTON VIDEO : BOKEP INDO

NONTON VIDEO : BOKEP BARAT

NONTON VIDEO : BOKEP ASIA

NONTON VIDEO : BOKEP JEPANG

NONTON VIDEO : BOKEP KOREA

OFFICIAL PARTNER :

Leave a Reply Cancel reply